Jumat, 09 Desember 2011

Sejarah dan Momen tak terlupakan, pertemuan Real Madrid dan Barca dalam EL-CLASICO

Pertemuan antara Real Madrid vs Barcelona jelas lebih dari sekedar sepak bola, ini juga tentang harga diri, ini rivalitas, dan ini adalah segalanya. Prinsip itulah yang selalu dipegang oleh personil keduanya.

Maka tak heran jika setiap musim La Liga akan dimulai, semua mata tertuju pada Jornada ke berapa pertemuan antara dua musuh bebuyutan itu akan berlangsung nantinya.

Hari yang akan bermakna sakral bagi setiap Madridistas dan juga Cules, termasuk untuk pertemuan yang ke-216 hari Minggu (11/12) mendatang. Sebelum menikmati laga tersebut ada baiknya kita mengulik memori ke belakang, menyimak kejadian-kejadian penting yang pernah menghiasi rivalitas abadi ini.

Barca memberi Guard of Honour Pada Madrid di musim 2007-08

Ketika musuh bebuyutan diminta memberikan hormat kepada musuhnya jelas ibarat dipermalukan. Pada musim 2007-2008 itu terjadi untuk Barcelona, mereka dipaksa membuat barisan penghormatan menyambut punggawa-punggawa Los Blancos memasuki lapangan.

Guard of Honour sendiri adalah sebuah tradisi di Spanyol, jawara musim terakhir harus diberikan sebuah penghormatan untuk pembukaan musim baru pada periode berikutnya. Madrid akhirnya mempermalukan Barca lebih lanjut saat mereka menang 4-1 dan menyabet kembali gelar La Liga musim itu.

Hat-trick Wonderkid bernama Messi di musim 2006-07

Pada musim 2006-2007 tidak bisa dibantah, bintang utama Barca masihlah Ronaldinho, si nomor 10 saat itu. Sihir pria Brasil itu begitu berkilau terang hingga akhirnya ada bocah latin lain lagi yang siap meneruskan sihir-sihirnya.

Messi muda saat itu sanggup mencetak hat-trick sensasional, momen yang diyakini membuat banyak pihak tersadar, bahwa bintang dunia berikutnya adalah bocah ini, hal yang akhirnya benar-benar terbukti kendati usianya saat ini baru 24 tahun.

Kepala Babi Untuk Figo

Luis Figo adalah salah satu pemain penting bagi Barcelona sebelum ia secara kontroversial 'berkhianat' ke Bernabeu. Pembelian dengan melibatkan uang besar, sekaligus mengawali proyek mega bintang yang saat itu dijalankan oleh Los Galacticos.

Kemudian di musim itu, ketika si Portugal balik ke Nou Camp apa yang menyambutnya? Lemparan aneka ragam barang untuknya saat mengambil corner bagi Los Blancos, termasuk kepala babi yang terpenggal.

Gol tunggal Ronaldo untuk gelar tunggal Madrid 2010-2011

Memang benar Copa del Rey tak sebesar La Liga, namun kemenangan atas Barca jelas beda maknanya bagi Madrid. Karena selain merebut gelar di partai puncak. Ini juga merupakan kemenangan perdana Madrid atas pasukan Catalunya semenjak Guardiola melatih mereka di tahun 2008.

Trofi ini juga merupakan gelar perdana Si Putih bersama Real Madrid yang baru datang awal musim lalu, setelah merengkuh treble winners bersama Internazionale Milan di musim sebelumnya. Gol sundulan Ronaldo di extra time menjadi penentu skor 1-0.

Ronaldinho mendapat Standing Ovation di Bernabeu

Dengan kentalnya permusuhan antara kedua kubu jelas tak banyak respek yang diberikan oleh keduanya. Namun Ronaldinho termasuk menjadi salah satu persona yang beruntung dalam sejarah Clasico.

Ia mendapatkan tepuk tangan tersebut setelah ia mencetak gol secara indah dari sisi kiri menaklukkan Casillas. Gol individual yang untuk sesaat membuat pendukung Madrid ramah kepada pemain Barca, padahal itu adalah momen langka.

Tuduhan teori konspirasi Mourinho untuk Barca

Setelah kalah di Liga Champions dengan skor 2-0, Mourinho menyebut bahwa Barcelona dan UEFA telah bersekongkol untuk menjatuhkan timnya. Dia menyebut empat nama wasit yang terlibat dengan 'keberuntungan' Barca. Hal yang akhirnya membuat The Special One dijatuhi skorsing UEFA di awal musim ini.

Alfredo di Stefano Bukukan Quat-trick ke gawang Barca

Di Stefano adalah seorang pemain tengah, saat itu sama-sama dinginkan oleh Barcelona dan juga Madrid, namun Los Blancos yang beruntung sanggup meminangnya. Meski itu semua melalui proses yang kontroversial.

Dia saat itu benar-benar mengubah peruntungan Real, dahaga gelar akhirnya terselesaikan begitu pemain Argentina ini datang ke Bernabeu, bahkan bisa disebut tahun keemasan. Dalam penampilannya yang pertama di El Clasico Di Stefano mencetak 4 gol dalam satu laga, dan langsung membuatnya menjadi pujaan Madridtistas

Gol Mahal Zlatan Ibrahimovic

Ketika Guardiola dan pasukannya meraih semua trofi pada musim 2008-2009 Real Madrid murka dengan mendatangkan muka-muka baru yang termasuk kelas atas di musim berikutnya. Dari mulai Benzema, Xabi Alonso, Ronaldo hingga Kaka didatangkan.

Barcelona meresponnya dengan melakukan pembelian mahal pula, yakni berupa Zlatan Ibrahimovic dari Inter Milan senilai 65 Juta US Dollar. Ketika Clasico dimainkan di musim itu laga berjalan ketat, perbedaan di laga ini disuguhkan oleh Ibra yang mencetak gol tunggal kemenangan pasukan Catalunya. Sekali lagi Madrid tersadar parade bintang-bintang belum sanggup menggoyang dominasi Barca.
Tak bisa dipungkiri permusuhan antara Real Madrid dan Barcelona sudah mendarah daging sejak zaman dahulu kala bahkan sempat keluar dari arena lapangan hijau jua.

Ibaratnya noda perseteruan sudah tak lagi mungkin dihapus, jadi wajar rasanya jika selalu saja da kejadian panas yang membumbui rivalitas keduanya.

Dalam tulisan ini kami sarikan beberapa momen panas yang telah menghiasi 'laga dari segala laga' bagi sejarah sepak bola dunia ini. Berikut beberapa di antaranya...

Dua “Lambaian Tangan” Michael Laudrup

Legenda Denmark ini menciptakan rekor unik dalam sejarah El Clasico. Ia menjadi satu-satunya pemain yang bisa merasakan nikmatnya pembantaian ketika berada di masing-masing klub. Laudrup lebih dahulu berada di Barcelona.

Ia menjadi saksi hidup pada 8 Januari 1994. Saat itu, tiga gol Romario, dan masing-masing satu dari Ronald Koeman plus Ivan Iglesias, membuat perbedaan besar antara tim impian Johan Cruyff (saat itu melatih Barcelona) atas Real Madrid. Ya, Barcelona unggul 0-5 di Bernabeu.

Namun, setahun kemudian, ketika Laudrup hijrah ke Los Blancos, kejadian pahit berubah haluan. Giliran Real Madrid yang mengandaskan Barcelona 5-0 pada 7 Januari 1995. Ivan Zamorano mencetak hattrick dan Luis Enrique plus Amavisca menambah skor yang membuat malam Barcelona begitu gelap gulita. Laudrup pun berhak melambaikan tangan sekali lagi untuk dua klub berbeda.

Pepe Reina Dikeroyok Madridista

Pepe Reina, kiper Liverpool, pernah merasakan ganasnya El Clasico. Ia adalah kiper cadangan Barcelona dalam laga Madrid vs Barca pada 18 Maret 2001. Reina tidak sibuk untuk menepis tendangan lawan karena ia cuma berada di pinggir lapangan.

Namun, ia justru sibuk menepis tonjokan seorang Madridista yang seolah ingin meluapkan kekesalan. Lumayan, Reina menerima tiga tonjokan dan aksi itu direkam televisi.

Johan Cruyff Datang, Barca Menggulung Madrid 5-0

1974 adalah tahun ajaib bagi Barcelona. Kedatangan maestro sepakbola Belanda ke Camp Nou menjadi berkah tersendiri. Sebelumnya, El Barca lebih dari satu dekade tak memenangkan liga. Namun, begitu Cruyff datang, Barcelona langsung menjuarai Primera Division di musim pertamanya.

Yang lebih sensasional, Cruyff juga mengantar Barcelona menggilas Madrid 0-5 pada 17 Februari 1974 di kandang lawan. Ia mencetak satu gol sementara gol lain dibuat oleh Asensi (2 gol), Juan Carlos, dan Sotil. Tak ayal lagi, ini adalah salah satu kemenangan tergemilang Barcelona sepanjang sejarah atas musuh bebuyutan yang lebih mendominasi gelar La Liga.

Samitier, Sang 'Pengkhianat' Paling Beruntung

Hanya sedikit pemain yang berpindah klub secara langsung dari Barcelona ke Real Madrid dan sebaliknya. Penggemar sepakbola era 1990-an tentu masih mengingat kasus Luis Enrique dan Luis Figo. Namun, pengkhianat paling beruntung dalam sejarah kedua klub adalah Josep Samitier.

Ia berpindah klub dari Barcelona yang sudah membesarkan namanya selama 14 tahun ke sang rival abadi, pada Januari 1933.

Pengkhianatan Samitier untuk Barcelona semakin lengkap. Berseragam Los Blancos, ia dua kali bertemu dengan Barcelona.

Dari dua laga tadi, sialnya bagi Cules, Samitier selalu mencetak gol dan Madrid selalu menang. Samitier mengemas 2 gol untuk kemenangan Madrid 2-1 dan satu gol dalam pesta kemenangan 4-0 atas sang rival abadi pada laga berikutnya.

Pemain Barcelona yang pindah ke Real Madrid pertama kali adalah Alfonso Albeniz (1902). Sementara, yang berganti kostum dari Madrid ke Barcelona adalah Luciano Lizarraga pada tahun 1905.

Pertandingan Hari Jumat Karena Permintaan Polisi

Hingga kini, jarang sekali ada laga hari Jumat di La Liga. Namun, hal ini pernah terjadi pada 30 April 1976. Tak tanggung-tanggung, laga yang dimainkan adalah laga El Clasico.

Pihak kepolisian meminta laga Real Madrid vs Barcelona saat itu digeser dari jadwal sebelumnya, Sabtu 1 Mei 1976 untuk lebih maju sehari. Alasannya, pihak keamanan takut pada kemungkinan El Clasico digunakan sebagai upaya “pemberontakan”.

Maklum, 1 Mei 1976 adalah Mayday pertama setelah kematian Jenderal Franco. Bukan tidak mungkin Cules yang “nakal” menggunakan laga El Clasico yang bertepatan dengan hari buruh sedunia untuk memberontak.

Laga itu sendiri, berakhir dengan kemenangan Barcelona 0-2. Sala satu gol dicetak oleh mantan pelatih Barcelona pada era 2000-an, Carles Rexach.

Aksi Colok Mata Untuk Vilanova Dari Mourinho

Tragedi paling unik terjadi pada Piala Super Spanyol awal musim ini. Madrid tertinggal 3-2 di Camp Nou oleh gol cantik Lionel Messi. Marcelo sepertinya ingin menerapkan doktrin Mourinho, timnya akan kalah dari Barcelona kalau bermain dengan 10 orang.

Karena hingga menit terakhir belum ada pemain Madrid yang diusir, Marcelo pun menebas kaki Cesc Fabregas. Ia keluar dan terjadilah kericuhan.

Konon David Villa mencemooh agama Mesut Ozil dengan menyebutnya teroris. Sementara, Jose Mourinho tak mau melewatkan kesempatan. Ia begitu gemas dengan Tito Vilanova, asisten Josep Guardiola, sehingga merasa perlu (hampir) mencolok matanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar